• Beranda   >
  • “Rumah Gadang Adinegoro: Memori Berharga dari Talawi yang Hampir Terlupakan”

“Rumah Gadang Adinegoro: Memori Berharga dari Talawi yang Hampir Terlupakan”

img

“Rumah Gadang Adinegoro: Memori Berharga dari Talawi yang Hampir Terlupakan”



Talawi, Sumatera Barat – Di sebuah desa kecil yang terletak sekitar 110 kilometer dari Padang, terdapat sebuah lokasi yang menyimpan jejak sejarah yang mengesankan. Desa Talawi, tempat lahir Adinegoro, tokoh penting dalam sejarah Indonesia, kini hanya menyisakan bekas rumah gadang yang dulu berdiri megah. Dengan undakan tangga dari semen yang masih tersisa, bangunan ini kini menjadi saksi bisu perjalanan waktu yang penuh warna.

Adinegoro lahir pada 14 Agustus 1904 sebagai anak dari pasangan Usman Bagindo Chatib dan Sadariah. Usman Bagindo Chatib adalah seorang demang yang terhormat di masyarakat dan juga seorang guru agama yang berdakwah hingga ke luar Sumatera Barat. Sebagai anak tunggal, Adinegoro menghabiskan masa kecilnya di Talawi, sebuah daerah sejuk yang kaya akan persawahan dan keindahan alam.

Pada masa itu, rumah gadang milik keluarga Adinegoro adalah pusat kehidupan keluarga. Terletak sekitar 50 meter dari jalan raya yang membelah Kecamatan Talawi, rumah ini merupakan tempat Adinegoro menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman-temannya. Meskipun kini hanya menyisakan undakan tangga, kenangan tentang rumah ini masih hidup dalam ingatan keluarga dan masyarakat sekitar.

Iriswati Alamsyah, 83 tahun, adalah cucu Adinegoro yang kini tinggal di lahan tempat berdirinya rumah gadang tersebut. Ia menceritakan bagaimana kakeknya, yang sering dipanggil "Anten", selalu kembali ke Talawi dan mengundang teman-teman masa kecilnya untuk berkumpul. “Setiap kali pulang, dia akan memanggil tiga atau empat teman lamanya untuk berkumpul di rumah gadang,” kenangnya. Momen-momen tersebut menjadi bagian tak terlupakan dalam hidup Iriswati dan keluarganya.

Rumah gadang ini juga terletak dekat dengan Pasar Talawi dan Masjid At Taqwa, tempat Adinegoro sering mengaji saat kecil. Sekitar sebulan sebelum rumah gadang ini dirobohkan pada 2014, ada rencana untuk menjadikannya sebagai museum Adinegoro. Namun, rencana tersebut tidak terealisasi dan kini hanya tinggal kenangan. 

Pada 8 Februari 2018, Presiden Joko Widodo mengunjungi Talawi untuk menyerahkan sertifikat tanah milik keluarga Adinegoro. Ini adalah salah satu momen penting bagi keluarga, yang sekaligus menjadi pengakuan atas kontribusi keluarga Adinegoro terhadap sejarah dan budaya Indonesia.

Sejak remaja, Adinegoro sudah menunjukkan minat besar terhadap pendidikan dan kesusastraan. Ia melanjutkan pendidikan ke STOVIA di Batavia, yang kini dikenal sebagai Museum Kebangkitan Nasional. Pendidikan ini membantunya membentuk karakter dan pemikirannya yang kemudian berpengaruh pada berbagai aspek kehidupan sosial dan politik Indonesia.

Kehidupan Adinegoro juga dipengaruhi oleh kakak tirinya, Pahlawan Nasional Muhammad Yamin, yang juga tinggal di Talawi. Muhammad Yamin dikenal sebagai penyair dan aktivis politik yang berperan penting dalam Kongres Pemuda. Keduanya, Adinegoro dan Muhammad Yamin, memiliki hobi membaca dan kesusastraan, yang turut membentuk pandangan dan kontribusi mereka dalam sejarah Indonesia.

Meskipun rumah gadang ini kini hanya menyisakan kenangan, kisah tentang Adinegoro dan keluarganya terus hidup di Talawi. Iriswati, yang kini tinggal di lahan tersebut, masih mengingat dengan jelas kenangan-kenangan indah tentang kakeknya. “Saya ingat sekali ketika Adinegoro datang dari Jakarta membawa bingkisan untuk saya. Itu adalah baju yang sangat saya sukai,” ujarnya dengan senyum.

Rumah gadang ini mungkin telah hilang dari pandangan, tetapi jejak yang ditinggalkannya tetap memberikan inspirasi dan pelajaran berharga. Adinegoro, dengan segala kontribusinya, tetap menjadi bagian penting dari sejarah Indonesia, dan kenangan tentang rumah gadang di Talawi akan terus hidup dalam cerita-cerita yang diwariskan kepada generasi mendatang.

 

DAFTAR PUSTAKA:

Baskoro, L. R. (Ed.). (2023). Melawat ke Talawi: Tapak langkah wartawan Adinegoro. Lembaga Pers Dr. Soetomo.